Rabu, 14 Maret 2018

Realita Unik dan Inspiratif Di Buka Mata, Buka Cerita

Ketiga Co-directors saat menerima hadiah

Adalah Yang Berdiri Sejak Lama karya Ghafara Difa Harashta dinyatakan sebagai juara pertama. Juara kedua diraih oleh Yudhistira Tegar Hermawan lewat film Di Bawah Fly Over. Sedangkan, Pohaci karya Sri Sulistiyani menyabet juara ketiga.

Mereka dinyatakan berhasil dari enam finalis lainnya karena menyuguhkan dokumenter yang syarat dengan keunikan, sensitivitas, dan realita yang ada. Ketiga co-directors tersebut mendapatkan piagam serta hadiah berupa uang tunai.


kacamata Snapchat Spectacles

Ajang Fim Mini Dokumenter Pertama Di Indonesia Menggunakan Snapchat Spectacles ini, memulai proses seleksinya sejak Oktober 2017 hingga Februari 2018. Hampir 1.000 cerita dan foto telah dikirimkan peserta kemudian diseleksi menjadi 20 peserta, lalu diseleksi lagi hingga mendapat 9 anak muda Indonesia sebagai Co-director. Film dokumenter yang bertajuk "Buka Mata, Buka Cerita" ini dihelat oleh perusahaan lokal Insto, yang berada dibawah naungan Combiphar, dengan menggandeng sutradara terbaik.

Sejalan dengan kebijakan Pemerintah dalam mendukung industri kreatif. Kegiatan 'Buka Mata, Buka Cerita' merupakan inisiatif Insto kepada anak muda untuk secara jernih melihat, merekam, dan 'membuka mata' terhadap berbagai peristiwa di kehidupan mereka sehari-hari, melalui teknik dasar pembuatan film mini dokumenter yang baik bersama Nia Dinata sebagai salah satu Sutradara Film terbaik Indonesia," jelas Weitarsa Hendarto, VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations PT.Combiphar.

Film mini dokumenter 'Buka Mata, Buka Cerita' ditayangkan perdana di XXI Lounge Plaza Senayan pada Senin kemarin (12/3), dihadiri oleh VP Consumer Healthcare & Wellness and International Operations PT.Combiphar Weitarsa Hendarto, Sutradara Film Indonesia Senior Nia Dinata, dan aktor film Dion Wiyoko.


Sembilan co-directors yang terpilih berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Solo, Pontianak, Yogyakarta, Subang, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sebagainya, mengangkat sembilan cerita dengan tema dan latar belakang yang beragam. Keseluruhan cerita tersebut kemudian diangkat menjadi film Buka Mata, Buka Cerita.

Pada kesempatan tersebut, Weitarsa Hendarto menyampaikan, Insto sudah hadir selama lebih dari 30 tahun di Indonesia dan telah menjadi brand terpercaya untuk solusi iritasi mata ringan.

Sembilan co-directors terpilih berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Solo, Pontianak, Yogyakarta, Subang, Bandung, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sebagainya, mengangkat sembilan cerita dengan tema dan latar belakang yang beragam. Seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk mengikuti workshop selama satu hari bersama Nia Dinata tentang teknik dasar pembuatan film mini dokumenter menggunakan Snapchat Spectacles. Dan cerita tersebut kemudian diangkat menjadi film Buka Mata, Buka Cerita. 

"Saya sangat antusias atas kesempatan kerjasama yang diberikan Insto untuk terlibat dalam project ini. Konsep dari project pembuatan film mini dokumenter ini adalah mengajak anak-anak muda untuk secara jujur dan kritis menyampaikan apa yang terjadi di sekitar mereka dan apa yang mereka alami dari sudut pandang mata mereka masing-masing," pungkas Nia Dinata.

"Sepuluh tahun yang lalu saat saya memulai karier, saya tidak memiliki kesempatan seperti ke sembilan peserta ini. Saya mengapresiasi Insto karena telah memberikan kesempatan yang baik bagi anak muda untuk menuangkan kreativitasnya untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat sesuai dengan tujuan dari kampanye Buka Mata Buka Cerita ini," ungkap Dion Wiyoko.

"Sejak 10 tahun yang lalu saat saya memulai karier, saya tidak memiliki kesempatan seperti ke 9 peserta ini. Saya mengapresiasi ajang ini karena telah memberikan kesempatan yang baik bagi anak muda untuk menuangkan kreativitasnya untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat," kata Dion.




Film baik dokumenter atau film lainnya sebenarnya about daily life, kejadian sehari-hari yang kita lalui, kata Nia Dinata, di acara #bukamatabukacerita.


Continue reading Realita Unik dan Inspiratif Di Buka Mata, Buka Cerita

Minggu, 11 Maret 2018

Cegah Kanker Serviks Dengan Pola Hidup Sehat Sekarang Juga




Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Terlebih dalam hal penyakit kanker yang hingga kini peluang kesembuhannya masih rendah.

Penyakit kanker serviks merupakan salah satu momok terbesar bagi kaum perempuan. Selain disebabkan oleh faktor genetik, perkembangan kanker sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang kita jalani.

Menurut dr.Med Firman Santoso, SpOG diacara Brawijaya Sharing Moment dengan tema "Stop Cancer Before It  Happen" pada Kamis (8/3) lalu menjelaskan bahwa "ada 2 langkah untuk pencegahan kanker serviks, yaitu dengan pap smear dan vaksin.  Acara sharing moment yang  bertempat di Walking Drun Restaurant, Jakarta Selatan ini diselenggarakan oleh Brawijaya Hospital bekerjasama dengan smartmom.com.

dr.Med Firman Santoso, SpOG.

Dokter yang membuka praktiknya di Brawijaya Hospital ini telah berpengalaman menangani pasien penyakit kanker serviks di Jerman. Beliau dengan singkat dan padat menjelaskan bahwa kanker serviks merupakan satu dari sekian banyak kanker yang bisa dicegah.

Perempuan yang menikah muda (aktif melakukan hubungan saat muda usia), dan perempuan yang telah melahirkan anak lebih dari 5 kali bisa beresiko tinggi terkena kanker serviks.

"Penyebab utama dari kanker serviks adapah hubungan pasutri, penularannya juga bisa melalui skin to skin. Nah, jika ada issue penularannya bisa melalui toilet, maka itu adalah hoax alias tidak benar", ujar dr.Med Firman.

dr.Med Firman juga menjelaskan, "jika sudah terlanjur divonis stadium 3, hanya tindakan radioterapi & kemoterapi solusinya. Itupun bukan jaminan kanker akan sembuh".


Pencegahan kanker dapat dimulai dengan menerapkan gaya hidup sehat

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Nutrition Journal, sekitar 30 - 40 persen kanker dapat dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Meskipun tidak ada makanan tertentu yang bisa mencegah kanker serviks, namun beberapa gaya hidup sehat berikut dapat membantu menurunkan risiko Anda terkena kanker serviks.

1. Olahraga

Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, olahraga juga dapat mempertahankan berat badan Anda dan mengatasi penumpukan lemak di seluruh tubuh. Pasalnya, orang-orang dengan kelebihan berat badan lebih berisiko untuk terkena kanker.

2. Berhenti merokok

Selain mencegah kanker tenggorokan dan paru-paru, upaya berhenti merokok juga dapat menjauhkan Anda dari kanker serviks. Karena merokok dapat menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh yang seringkali mengarah pada perkembangan kanker serviks.

3. Menjaga pola makan 

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Nutrition and Cancer menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan kaya antioksidan, flavonoid, folat, karotenoid, vitamin C, vitamin E dan serat mengalami penurunan risiko kanker serviks sebesar 40 hingga 60 persen. Zat-zat tersebut dilaporkan dapat membantu membersihkan infeksi HPV lebih cepat dengan menghambat perubahan sel-sel leher rahim menjadi sel kanker.

Manfaat zat-zat tersebut bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Beberapa contoh sayuran penurun risiko kanker serviks adalah brokoli, kubis, bawang putih, bawang merah, selada, bayam, wortel, ubi jalar, labu. Adapun buah yang bisa Anda konsumsi adalah alpukat, apel, stroberi, jus jeruk.
Jika Anda penggemar teh, ada baiknya untuk menggantinya dengan teh hijau yang dapat membantu mencegah Anda terkena kanker serviks.

4. Tes pap smear

Bila Anda sudah aktif secara seksual, maka Anda wajib menjalani tes pap smear. Melalui tes pap smear, dokter kandungan Anda akan mengambil sampel sel serviks Anda untuk mencari kemungkinan sel yang bisa berubah menjadi kanker. Jadi, bila terdapat sel prakanker yang patut dicurigai, maka sel tersebut bisa segera disingkirkan.

American Cancer Society merekomendasikan bahwa mulai usia 21 tahun, wanita harus menjalani pap smear setiap tiga tahun hingga usia 29 tahun. Setelah itu, Anda dianjurkan rutin melakukan pap smear hingga usia 65 tahun dalam rentang waktu 3-5 tahun. Semakin awal Anda melakukan pap smear, maka semakin bisa Anda mencegah sel kanker berkembang lebih parah.

Namun, meski gaya hidup dan pola makan di atas bisa mengurangi risiko terbentuknya kanker serviks, namun hal ini tidak dapat mencegah infeksi virus HPV yang merupakan biang keladi kanker serviks. Karena itulah, Anda tetap membutuhkan vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.

Saya dan mak Gina Hendro (perwakilan Blomil) 
bersama dr.Med Firman Santoso, Sp.OG

Ingat, kanker tidak terbentuk secara instan. Jika gaya hidup sehat tidak diterapkan sejak dini atau berlangsung dalam waktu lama, risiko kanker pun meningkat.

Hanya dengan 2 cara tersebut serta menjalani gaya hidup sehat. Buat yang masih lajang, vaksin dulu baru pap smear, buat para ibu pap smear dulu kemudian lanjut vaksinnya harus tuntas 3 kali (bulan ke-0, ke-2 dan ke-6).

Jangan bingung dan ragu lagi dimana Anda harus tes pap smear dan vaksin. Karena Brawijaya Hospital menyediakan layanan perawatan kesehatan holistik, tidak hanya perawatan kesehatan  dengan spesialis dan peralatan modern saja, tetapi juga fasilitas dan layanan lainnya.
Jangan sampai terlewatkan ya, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Continue reading Cegah Kanker Serviks Dengan Pola Hidup Sehat Sekarang Juga