Senin, 31 Desember 2018

Kampung Berseri Astra (KBA) Lengkong Kulon BSD Makin Maju Dengan 4 Pilar





Bayangan saya tentang kampung tuh biasanya identik dengan sesuatu yang ndeso banget ya. Namanya aja kampung, biasanya ada sawah, pepohonan rindang, hawa sejuk, damai, pemandangan hijau nan indah, kebun dengan beragam tanaman, gemericik suara air kali atau sungai kecil, ada hewan peliharaan dan pokoknya suasananya adem ayem.

Sebenarnya di ujung daerah Bumi Serpong Damai (BSD), ditengah-tengah berdirinya bangunan apartemen, deretan bangunan perkantoran yang megah , dan jalan-jalan yang sangat lebar beraspal mulus, siapa yang nyangka ada sebuah jalan kecil menuju sebuah kampung. 






Nama kampung itu adalah Kampung Lengkong Kulon, letak kampung ini berada diantara tembok-tembok besar dan jalan lebar yang merupakan satu-satunya kampung yang masih tertinggal di daerah BSD . Kampung dengan jumlah warga 700 KK dan luasnya 75 HA ini, awalnya bernama Kampung Sawah karena dikelilingi sawah-sawah, dan daerahnya disebut Pagedangan, 

Namun, yang ada hingga saat ini hanyalah rumah-rumah dari suatu perkampungan dengan jalan yang sempit dan sudah beraspal. Makin sempit tergerus modernisasi oleh adanya perkembangan kota yang semakin maju dan modern.

Kini di Indonesia sudah ada 76 Kampung Berseri Astra (KBA). Dan Kampung Lengkong Kulon Pagedangan,Tangerang Banten yang hadir sejak tahun 2016 ini termasuk salah satunya.

Keberadaan KBA Lengkong Kulon ini merupakan bagian dari Corporate Social Responbility Astra, melalui Astra Daihatsu , salah satu anak perusahaan Astra. Bersamaan dengan diresmikannya Astra Biz Center BSD City yang prestisius, maka Astra pun mengembangkan Corporate Social Responsiblity (CSR) di Tangerang. 



Apa Itu Kampung Berseri Astra?



Kampung Berseri Astra (KBA) adalah program kerja dari Astra, berupa kontribusi sosial yang diimplementasikan kepada seluruh masyarakat dengan menggunakan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.








Program ini merupakan program berkelanjutan dari Astra, dengan adanya program tersebut diharapkan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam mewujudkan lingkungan kampung yang damai, asri, sehat, cerdas, dan bersih. Demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada di wilayah kampung terkait.


Koq Lengkong Kulon BSD Bisa Terpilih Ya? Kenapa?



Ternyata Kampung Lengkong Kulon BSD telah berhasil membuktikan 4 pilar yang menjadi program Kampung Berseri Astra (KBA) dan telah melaksanakannya sejak tahun 2016.




Selain dari 4 faktor pilar tersebut, terdapat faktor lainnya yang menyebabkan Kampung Lengkong Kulon BSD masuk kedalam Daftar KBA.

Sebagai kampung yang terpinggirkan, dan seolah kampung di tengah kota yang modern dan gaya hidup orang kota yang gemerlapan, kampung ini mampu bertahan dengan semangat yang dikobarkan dari Program CSR.


Penentuan dan Pemilihan KBA



Dengan melihat kondisi awal dari Kampung Lengkong Kulon, terlihat jelas sekali kalau kampung ini sangat memerlukan pembenahan, dan ini harus dimulai dari “mindset” seseorang yang berasal dari kampung. Biasanya mereka memiliki perasaan rendah diri, perasaan takut dan sensitif ketika tangan-tangan pemodal besar atau orang asing mulai menjamah kampung kelahiran mereka.

Pendekatan yang paling ampuh untuk merubah cara berpikir warga KBA Kampung Lengkong adalah dengan cara mengambil hati alias adanya pendekatan kepada para sesepuh yang punya pengaruh besar bagi warga. Sesepuh dan aparat birokrat Kelurahan dan Kecamatan diundang untuk membuka wawasan mereka tentang apa saja bentuk bantuan CSR Astra dan bagaimana cara pembinaan itu dilakukan.

Dengan sudah adanya pengertian dan pemahaman dari sesepuh serta aparat Birokrat Kelurahan dan Kecamatan Kampung Lengkong barulah diperkenalkan program CSR . Kemudian baru dapat dibentuk pengurus KBA Kampung Lengkong Kulon untuk pembinaan kader-kader untuk program CSR Astra.

Dalam menentukan dan memilih calon KBA, terdapat beberapa tahapan yang harus dilewati, yaitu :

  • Adanya koordinasi perusahaan Grup Astra
  • Pembentukan tim KBA
  • Koordinasi dengan pemerintah daerah
  • Social mapping
  • Penentuan lokasi KBA
  • Penyusunan rencana program
  • Komitmen bersama dan kick-off program KBA


Apa saja sih yang sudah dilakukan Kampung Lengkong Kulon BSD?



1. Pilar Pendidikan

Melihat anak-anak zaman now yang tidak pernah ketinggalan gadget-nya tiap hari, akibatnya anak-anak kurang minat membaca buku. Oleh karena itu Kampung Lengkong Kulon BSD membuat "Gerobak Baca" yang berisi berbagai macam buku pendidikan untuk menambah literasi ataupun pengetahuan bagi anak-anak. 




Gerobak baca ini merupakan pemberian dari Astra Daihatsu BSD yang dihadiri langsung dari berbagai pihak diantaranya Daihatsu Astra, Kepala Desa Lengkong Kulon, Kepala Puskesmas, Sekcam Pagedangan dan perwakilan PT. Astra Internasional, serta Tokoh masyarakat.

Semoga dengan adanya gerobak baca di KBA Lengkong Kulon BSD bisa membuat seluruh lapisan masyarakat untuk membudayakan gemar membaca demi pendidikan yang berkualitas dan masa depan yang cerah.




Selain itu juga terdapat taman baca , untuk mewadahi kreativitas anak-anak dan mengembangkan kemampuannya. Semoga anak-anak disana bisa menjagi generasi literasi yang rajin membaca.

2. Pilar Kewirausahaan

KBA Lengkong Kulon BSD pernah mengadakan pelatihan cooporatives entreneurship. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan semua masyarakat di KBA Lengkong Kulon BSD bisa menjadi wirausaha asal ada kemauan dan tekad yang tinggi.








3. Pilar Lingkungan

KBA Lengkong Kulon BSD mengadakan aktivitas kebun sayur, kegiatan ini dilakukan dengan menanam pohon sayur, pelatihan menanam, dan segala aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan. terdapat pelatihan untuk anak-anak menanam tanaman dan cara merawatnya.




PT. Astra sangat menghimbau kepada masyarakat di KBA Lengkong Kulon BSD untuk senantiasa gemar menjaga lingkungan seperti dengan menanam pohon dan tumbuhan secara rutin. 






Pada pilar ini merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh KBA Lengkong Kulon BSD. disana juga sering mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan tanaman diantaranya pelatihan pembuatan pupuk dan pestisida organik.


4. Pilar Kesehatan

KBA Lengkong Kulon BSD selalu rutin mengadakan kegiatan posyandu sehat demi memberikan dan mengecek kesehatan secara berkala. Banyak sekali ibu dan balita yang membutuhkan kesehatan maka dari itu kegiatan ini harus dilakukan.



Ada penghargaan bagi dua orang ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Selalu ada sosialisasi tentang diabet, darah tinggi, kelas bagi ibu hamil dan pengetahuan lainnya bagi ibu-ibu dan para orangtua Saya kagum melihat ada dua pos kesehatan yang telah berjalan dengan baik, diadakan tiap bulannya.






KBA Lengkong Kulon BSD pernah mengadakan kegiatan kelas hamil bagi kaum wanita terutama Ibu-ibu. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan membawakan manfaat untuk kaum wanita agar senantiasa menjaga kehamilannya. Tidak hanya itu Kampung Lengkong Kulon BSD juga pernah melaksanakan pelatihan kader kesehatan.

Nah, begitulah sedikit ulasan tentang wilayah Kampung Lengkong Kulon BSD, semoga dengan adanya 4 pilar tersebut diatas dapat terus terlaksana dan makin berkembang kedepannya demi meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat kampung.

Menciptakan masyarakat yang peduli akan kesehatan dan terdidik memang tidak mudah dan pemerintah terus berupaya meningkatkan hal tersebut melalui berbagai program. 

Kampung berseri astra bisa jadi contoh yang baik buat kampung lain agar bisa produktif dan bermanfaat buat masyarakatnya.

Jika masyarakatnya sehat, maka akan berpengaruh juga terhadap aspek lain seperti pendidikan, produktivitas, dan lain-lain.



Oleh karena itu yuk mulai dari sekarang jadikan kampung halaman kita seperti Lengkong Kulon BSD dengan menerapkan 4 pilar diatas, sehingga kampung kita bisa masuk ke dalam daftar KBA.

Continue reading Kampung Berseri Astra (KBA) Lengkong Kulon BSD Makin Maju Dengan 4 Pilar

Jumat, 21 Desember 2018

Peran Aktif Kaum Perempuan Memanfaatkan Teknologi Digital Di Era Industri 4.0





Zaman now, kita nih sebentar-sebentar googling tentang sesuatu yang dibutuhkan, sedikit-sedikit cekrak-cekrek terus upload, pokoknya gak bisa lepas dari yang namanya online. 

Berarti kita sangat setuju dong ya kalau perkembangan digital saat ini memang sangat membantu kita dalam meringankan pekerjaan. Menjadi lebih menyadari betapa di Era Industri 4.0 bisa membawa berbagai dampak bagi kelangsungan hidup kaum perempuan. 

Nah, dihari Rabu lalu, saya dan Komunitas Sahabat Blogger menghadiri acara diskusi yang diselenggarakan oleh IWITA (Indonesia Women Information Technology Awareness) dengan tema "Bersama IWITA membangun kesadaran Perempuan Terhadap Teknologi Digital Menyongsong Era Industri 4.0", yang dihadiri oleh Ibu Mubarikah Darmayanti selaku Ketua IWITA.



Mubarikah Darmayanti (Ketua IWITA)



Kaum Perempuan Manfaatkan Teknologi Digital


Namun, sebagai kaum perempuan, sebenarnya seberapa peka sih kita terhadap perkembangan teknologi digital saat ini?

Kaum perempuan nampaknya makin banyak yang menyadari akan banyaknya keuntungan yang bisa didapat dari memanfaatkan kemajuan teknologi dan digital. 

Mengapa demikian? Karena pengetahuan kita jadi lebih bertambah, mudah terhubung dengan satu sama lain, dan meningkatkan efektifitas dalam melakukan kegiatan.

Hasil rset terbaru dari Accenture (NYSE: ACN), Getting to Equal: 'How Digital is Helping Close the Gender Gap at Work', menunjukkan bukti empiris bahwa perempuan memanfaatkan kefasihan digital mereka untuk unggul dalam mengerjakan tugas mereka, dan berprestasi di dunia kerja. 

Sementara itu, perempuan yang masih tertinggal dari kaum pria dalam memanfaatkan teknologi digital di sejumlah negara dapat terus meningkatkan kemampuan digital mereka untuk mengurangi ketertinggalan tersebut. 

Bahkan, hasil riset Accenture juga menemukan bahwa ketika perempuan dan laki-laki memiliki tingkat kemampuan digital yang sama, namun perempuan lebih baik dalam memanfaatkannya untuk mencari pekerjaan. 



Sumber foto : iStock)


Lebih dari 60% responden survei yang ada di Indonesia, baik itu perempuan dan laki-laki, sepakat bahwa digital memungkinkan mereka untuk bekerja dari rumah. Ada 58% yang mengatakan digital memberikan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan pribadi dan profesional, dan 46% melaporkan bahwa digital telah meningkatkan akses ke peluang kerja. 

Sehingga kaum perempuan dapat memanfaatkan digital dan tekhnologi untuk membuat bisnis online shop yang pastinya sangat menguntungkan, karena kita bisa mengakses bisnis kita kapan dan dimana saja, serta tidak terikat waktu seperti kerja kantoran.


Dampak Positif Teknologi Digital Terhadap Pendidikan Kaum Perempuan


Kefasihan kaum perempuan dalam teknologi digital juga memiliki dampak positif terhadap pendidikan perempuan di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. 

Lebih dari dua pertiga (68%) dari perempuan Indonesia (dibandingkan dengan 44% perempuan di negara maju) mengatakan bahwa Internet memegang peranan penting untuk pendidikan mereka. Data survei juga menunjukkan bahwa perempuan di negara-negara sedang bertumbuh (80%) jauh lebih positif dalam memberikan tanggapan mengenai bagaimana kefasihan digital bisa memberi kesempatan yang sama bagi perempuan, dibandingkan dengan 62% di negara maju.

Ini membuktikan bahwa teknologi digital selain membuat hidup kaum perempuan lebih praktis, digital dan tekhnologi juga membuat kita nggak kalah bersaing dengan para kaum laki-laki.

Hadirnya teknologi digital menyosong Era Industri 4.0 seharusnya dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi perempuan sebagai bagian dari peradaban dunia.


IWITA Bersama Kaum Perempuan Membangun Kesadaran Perempuan Terhadap Teknologi Digital Menyosong Era Industri 4.0





Perempuanlah yang memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan anak-anaknya untuk menjadi generasi unggul pembangun peradaban yang mulia. Perempuan jua lah yang akan menyiapkan anak-anaknya sesuai dengan kodrat masing-masing. 

IWITA adalah organisasi Perempuan Indonesia tanggap teknologi informasi sebagai organisasi berbadan hukum yang memiliki 'Positioning' mencerdaskan perempuan Indonesia melalui teknologi informasi. 

Dari awal berdirinya IWITA, Martha Simanjuntak selaku Founder IWITA telah bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan juga Kementerian Sosial. Sesuai dengan fungsi dari IWITA yakni untuk memberikan literasi kepada perempuan.

Negara-negara terdepan dalam teknologi, telah mengawasi dampak negatif perangkat digital terhadap anak. Dan mereka sudah mulai memusatkan perhatian pada cara mendidik anak dalam lingkungan digital secara sehat dan bijaksana. Mendidik anak di era digital berarti mendampingi mereka agar dapat menerima manfaat berbagai peralatan canggih yang ada secara optimal. 



(Sumber foto : iStock)

Padahal sebenarnya tidak sedikit manfaat yang bisa didapatkan dari perkembangan teknologi yang ada yang bisa dimanfaatkan anak, seperti dia bisa belajar lebih tentang pelajaran yang dipelajarinya di sekolah dengan menggunakan internet. Dengan mendampinginya orang tua dapat mencegah anak untuk mengakses yang tidak diinginkan serta mencegah dari penggunaan yang berlebihan.

Sudah menjadi tugas utama bagi kaum perempuan menjadikan anak perempuan mereka untuk menjadi ibu hebat pembangun peradaban yang taat pada syariat. Dan menjadikan anak laki-lakinya sebagai calon pemimpin yang bertakwa serta bertanggungjawab atas semua permasalah manusia dalam kehidupan. Karena sesungguhnya, peran perempuan di era digital ini bukanlah untuk dikapitalisasi .


Continue reading Peran Aktif Kaum Perempuan Memanfaatkan Teknologi Digital Di Era Industri 4.0

Rabu, 19 Desember 2018

"Tanya Marlo", si Chat-bot Ramah Yang Berikan Solusi Edukasi HIV/AIDS Hadir Di Aplikasi LINE





Di Indonesia masih banyak masyarakat yang berpikir HIV/AIDS disebabkan moral yang tidak baik. Jangankan untuk berobat, untuk memeriksakan diri saja mereka malu.


Anda pernah gak sih punya pertanyaan-pertanyaan tentang HIV/AIDS, tapi bingung mau nanya ke siapa?

Atau pernah gak, mau belajar lebih banyak tentang HIV/AIDS tapi gak tau belajar dari mana?


Aduh rasanya koq malu dan takut ya, jadi enggan mau mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS.

Adanya diskriminasi dari lingkungan sekitar membuat seseorang menjadi takut dan malu untuk sekadar mengecek apakah tertular HIV/AIDS atau tidak. Apalagi lingkungan terdekat mereka tidak memberi dukungan karena adanya stigma pada penyakit mematikan yang satu ini.

Stigma, diskriminasi dan ketakutan terhadap ODHA (orang yang hidup dengan HIV/AIDS) masih menjadi hambatan utama. 


Keluarga dan anak-anak yang hidup dengan HIV/AIDS rentan terhadap stigma dan diskriminasi, yang dapat dilihat dari berkurangnya akses ke layanan, kehilangan martabat dan meningkatnya kemiskinan dan deprivasi.

Ketakutan menimbulkan resistansi terhadap tes HIV, rasa malu untuk memulai pengobatan, dan dalam beberapa hal, keengganan untuk menerima edukasi tentang HIV. Semua ini mempersulit pengendalian epidemi.


"Tanya Marlo" Inovasi Terbaru 

Untuk Anak Muda Jakarta


Nah, sekarang UNAIDS Indonesia punya jawabannya. Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember 2018 kemarin ini, UNAIDS bersama dengan Nimbly Technologies dan Botika meluncurkan inovasi terbaru untuk anak muda Jakarta, yaitu chat-bot "TanyaMarlo"





Melalui Press Launch yang digelar kemarin (18/12) di The Hook Resto, Jl.Cikatomas, Jakarta Selatan, menghadirkan nara sumber yaitu Krittayawan (Tina) Boonto selaku Country Director UNAIDS Indonesia, Inez Kristanti seorang Psycologist and Social Media Influencer, David Webb selaku Co-Founder and CMO Nimbly Technologies, dan Ilona sebagai Ketua Tim Peduli AIDS Atmajaya membagikan pendapat mereka mengenai inovasi chat-bot Tanya Marlo.

Tanya Marlo” adalah sebuah platform chat mobile yang terintegrasi dengan aplikasi LINE, dengan karakter teman yang ramah bagi semua orang, yang membutuhkan informasi dan konsultasi HIV.




“Bersama mitra developer kami Nimbly Technologies dan Botika, kami menghadirkan "Tanya Marlo" untuk menjawab tantangan seputar HIV dan AIDS di Indonesia. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital, kami ingin berinteraksi melalui cara-cara baru dengan generasi muda yang mungkin belum terjangkau dengan informasi mengenai HIV dan AIDS,” pungkas Tina Boonto.


Solusi Edukasi HIV/AIDS 

Bersama "Tanya Marlo"


Menurut data dari sebuah local online newspapers, penderita HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia  mencapai 200.000 orang, dan itu bukan jumlah yang sedikit. Dengan belum diketemukannya obat penawar AIDS dan semakin meningkat dan bertambahanya penderita HIV/AIDS oleh karena itulah tindakan yang terbaik adalah pencegahan.


(sumber foto : UNAIDS)


Yang terpenting disini adalah adanya edukasi, tentunya edukasi yang menyeluruh ke dalam elemen masyarakat, baik itu kaum tua maupun kaum muda, baik itu kaum profesional, ataupun yang menyebut dirinya kaum hedonis. Tentunya edukasi ini di tujukan terutama untuk generasi muda, karena generasi muda ini Indonesia sekarang ini sudah hampir sangat bebas dalam urusan seks.

Sudah menjadi tugas dari orangtua, guru, elemen masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah untuk membekali edukasi yang cukup terhadap generasi muda bangsa akan HIV/AIDS.

Pendidikan seks sejak dini, pembekalan agama yang cukup, dan pengenalan kondom sejak awal, akan menjadi langkah yang baik untuk menghindarkan penularan HIV/AIDS.

Dan "Tanya Marlo" memberikan solusi terhadap tantangan ini. “Tanya Marlo merupakan seorang sahabat yang dapat diajak bicara, dan yang terpenting dapat menjadi seorang pendukung setia,” ujar Tina.


Tanya Marlo Memiliki Fitur Menarik, 

Edukatif dan Informatif


Hingga saat ini, LINE memiliki sekitar 90 juta pengguna, dan 80% di antaranya merupakan remaja. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, "Tanya Marlo" dihadirkan di LINE dan siapapun dapat dengan mudah menambahkan "@tanyamarlo" swbagai teman, untuk langsung berinteraksi atau berbincang dengannya.

Di "Tanya Marlo" ada beberapa fitur menarik, edukatif dan informatif yang harus Anda kepoin, yaitu

  • Info HIV : fitur yang menyediakan segala informasi seputar HIV dan AIDS, yang disampaikan melalui konten-konten menarik seperti artikel, infografis, perbandingan mitos dan fakta, dan video;


(sumber foto : UNAIDS)


  • Kuis : permainan kuis mengasyikkan yang akan menantang pengetahuan dan pemahaman mengenai HIV dan AIDS, melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana dan menyenangkan; 



(sumber foto : UNAIDS)


  • Konsultasi : fitur yang memberikan akses ke konselor terpercaya bagi yang membutuhkan saran atau ingin bertanya tentang HIV dan AIDS secara lebih lanjut dan pengobatannya. Tanya Marlo menjamin kerahasiaan dan kenyamanan setiap pengguna; dan 



(sumber foto : UNAIDS)


  • Tes HIV : Tanya Marlo memberikan kenyamanan bagi siapapun yang membutuhkan informasi tentang klinik-klinik yang menyediakan jasa tes HIV, termasuk lokasi, tatacara, dan jam operasional. Terlebih lagi, bagi pengguna yang ingin melakukan tes HIV di Jakarta, dapat membuat janji untuk melakukan tes HIV secara online melalui Tanya Marlo.

(sumber foto : UNAIDS)


Edukasi Perawatan Untuk ODHA


Dan untuk para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sendiri, jangan kucilkan mereka. Karena mereka pun masih manusia, mereka tak bermutasi menjadi mutan, monster ataupun siluman, karena status ODHA mereka. Jadi mereka masih merupakan bagian dari kita. Bukan hanya sebagai bagian dari masyarakat, tetapi juga sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Tentang bagaimana sih merawat ODHA di rumah, sebaiknya bagaimana jika hidup berdampingan dengan ODHA, penerimaan ODHA tanpa adanya diskriminasi dan ketakutan, sudah harus dikenalkan di lapisan elemen masyarakat, untuk memberitahukan dan menyampaikan bahwa itu tidak se-mengerikan apa yang ada di pikiran kita semua.

(sumber foto : iStock)

Terkadang ketakutan itu hanya ada di pikiran masyarakat saja, yang membuat mereka takut akan keberadaan ODHA. Maka itu pengenalan dan edukasi akan hidup berdampingan bersama ODHA harus di galakkan dan di sosialisasikan.

Menurut laporan Kementrian Kesehatan RI, di Indonesia saat ini diperkirakan terdapat sekitar 640 ribu orang hidup dengan HIV, dimana diperkirakan baru 48% ODHA mengetahui status HIV mereka. Jumlah infeksi baru HIV juga paling tinggi dikalangan anak muda usia 15-24 tahun, mencapai angka 52% dari total infeksi HIV.

Pemerintah Indonesia susah beberapa tahun belakangan bekerjasama dengan UNAIDS, untuk mengatasi permasalahan HIV dan AIDS di Indonesia. Mulai dari mengurangi angka infeksi baru HIV, melakukan kampenye pencegahan, hingga mengurangi praktik diskriminasi terhadap ODHA.

“Kami menyadari bahwa cara konvensional untuk berinteraksi dengan masyarakat dan ODHA seringkali tidak cukup. Oleh karena itu, kami mengubah sudut pandang kami dan mulai menerapkan cara baru yang tengah digemari oleh masyarakat, terutama generasi milenial.

Kami melihat media sosial sebagai kanal komunikasi yang sangat potensial, khususnya aplikasi chat. Oleh karena itulah kami memutuskan untuk berinteraksi melalui sebuah chat-bot, yang kami integrasikan dengan LINE.” papar Tina.

Banyak ODHA yang hidup dalam kesendirian, tanpa teman atau dukungan dari lingkungan sekitar karena masih banyaknya persepsi dan kekhawatiran yang salah mengenai bagaimana HIV dapat ditularkan. Inilah salah satu faktor utama mengapa banyak ODHA tidak berkonsultasi mengenai kondisi mereka, sehingga tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengobatan HIV.




Tina pun menjelaskan bahwa sejalan dengan kebijakan Test and Treat HIV dan AIDS dari pemerintah untuk meningkatkan jumlah orang yang mengikuti tes HIV, UNAIDS melalui "Tanya Marlo" menyediakan akses dan langkah-langkah mudah untuk menemukan klinik terpilih dan terdekat, yang memberikan layanan tes HIV, dengan jaminan privasi dan kenyamanan.

Selain itu, melalui inovasi Tanya Marlo, UNAIDS membantu pencapaian komitmen Indonesia menuju Fast Track 2020, yakni 90%  yang hidup dengan HIV/AIDS mengetahui statusnya; 90% orang yang mengetahui statusnya mengakses pengobatan; 90% orang yang ada dalam pengobatan memiliki jumlah virus dalam tubuh (viral load) yang tidak terdeteksi; dan mewujudkan nol diskriminasi terhadap ODHA.




Kuy, mulai tingkatkan pengetahuan pengetahuan Anda mengenai HIV/AIDS bersama @TanyaMarlo!





Continue reading "Tanya Marlo", si Chat-bot Ramah Yang Berikan Solusi Edukasi HIV/AIDS Hadir Di Aplikasi LINE

Senin, 17 Desember 2018

3 Langkah Sederhana Lindungi Anak Dari Pneumonia


(sumber foto : iStock)


Apa yang Anda pikirkan jika mendengar kata 'Pneumonia'?

Jujur, yang terbersit di pikiran saya pneumonia itu adalah sebuah nama penyakit, tanpa tahu apa artinya, seperti apa penyakitnya, dan memang hanya sebatas itu saja yang saya tahu sebagai orang awam.

Sebuah nama penyakit yang agak asing terdengar di telinga saya, bahkan Anda mungkin juga merasakan hal yang sama dengan saya. Tidak tahu karena tidak mengalaminya sendiri jadi tidak merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, yang penting itu adalah sebuah nama penyakit.


(ki-ka) Aika Irene, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A, 
Selina Patta Sumbung


Sampai tiba saatnya saya menghadiri acara Talkshow dan Workshop "Mengenal Dan Mencegah Pneumonia Pada Anak" di hari Kamis lalu (13/12), yang berlokasi di Tjikinii Lima Restoran dan Cafe, Jln. Cikini 1 No.5, Jakarta Pusat. Hadir sebagai narasumber dr.Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Selina Patta Sumbung selaku Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik partner of Save The Children. 

Acara ini juga disiarkan secara LIVE  di #RuangPublikKBR di lebih 100 rasio jaringan Kantor Berita Radio (KBR) di nusantara. 

"Anak saya waktu usia 3 bulan, ada gejala batuk dan sesak nafas kelamaan, setelah seminggu baru dibawa ke doker dan dianogsa dokter adalah anak saya tersedak air susu. Kemudian dirujuk ke rumah sakit dan dinyatakan terkena pneumonia" ujar ibu Yati - orang tua anak dengan gejala pneumonia di tahun 2016 dari Desa Nagrak Kab Bandung.

Hanya batuk dan sesak nafas yang berlangsung lama yang dialami oleh anaknya ibu Yati, terlihat seperti gejala yang biasa saja kan? Ternyata itu adalah gejala pneumonia.

Masih banyak masyarakat yang awam mengenai gejala pneumonia ini, termasuk saya sendiri. Hal ini disebabkan oleh tahap awal penyakit tersebut yang menyerupai penyakit batuk pilek biasa sehingga seringkali diabaikan. 

Setiap satu menit, dua anak meninggal karena pneumonia, dan 99%-nya adalah dari negara berkembang. Di Indonesia sendiri menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementerian Kesehatan R.I, Pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada usia dibawah lima tahun. 


Mirisnya faktor penyebab meningkatnya kejadian Pneumonia pada balita adalah karena perilaku orang tua dan lingkungan.

Pikiran saya jadi terbuka dan menyadari saat mengetahui bahwa pneumonia ini tergolong penyakit umum yang bisa menyerang anak-anak hingga orang dewasa. 



(dok.pri)


Pneumonia Bisa Menular


Pneumonia, nama awamnya radang paru. Artinya ada peradangan pada paru-paru, bisa karena infeksi virus, bakteri atau jamur. “Tapi lebih sering karena virus dan bakteri” papar dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A - Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Terjadinya pembengkakan saluran pernapasan akibat kantong udara kecil yang dipenuhi oleh cairan. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan virus yang menghinggap di dalam tubuh akibat gaya hidup yang kurang bersih. Pneumonia menular melalui batuk, bersin yang menebar lewat udara. 


Pneumonia Penyebab Kematian Tertinggi Pada Anak


Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada anak usia dibawah lima tahun setelah diare. 2,7% kasus pneumonia mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke 2013 (2,1% menjadi 2,7%).

(sumber foto : iStock)


Tingkat prevalansi pneumonia per 1000 balita di Indonesia sebanyak 18,5%, sementara di NTT 38,5% dan di Jawa Barat 18,5%.
(Sumber : Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan RI)

Anak-anak yang mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit pneumonia, diantaranya ;

  • Bayi yang tidak mendapat air susu ibu (ASI),
  • Anak yang kurang gizi,
  • Anak-anak dengan HIV,
  • Anak yang terkena infeksi campak,
  • Tidak mendapatkan imunisasi,
  • Bayi lahir prematur.

Orang tua yang merokok atau tinggal di pemukiman padat penduduk menjadi beberapa faktor penyebab meningkatnya risiko anak terkena pneumonia


Waspadai Ciri-ciri dan Gejala Pneumonia


(sumber foto : iStock)


Pneumonia merupakan infeksi pada salah satu atau kedua jaringan paru-paru. Kantong udara pada paru (alveoli) yang seharusnya berisi udara menjadi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan ;
  1. Batuk berdahak, bakteri yang menyebabkan infeksi akan membentuk dahak berwana hijau atau kuning. 
  2. Sesak nafas, terjadi karena patogen yang menyebabkan penyakit ini akan menyerang kantung udara (alveoli) yang menjadi struktur fungsional paru-paru.
  3. Perubahan warna pada bibir dan kuku, pneumonia akan membuat penderitanya kekurangan oksigen dalam sel-sel tubuh yang disebabkan oleh bakteri. 
  4. Demam, secara khusus dialami anak-anak, demam biasanya akan tinggi atau lebih dari 37,7 derajat celcius dan akan disertai juga dengan menggigil. 
  5. Kebingungan, sesak nafas dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen dan zat-zat penting lainnya dalam tubuh. Hal ini yang kemudian menyebabkan keadaan delirium atau kebingungan dan berpikir tidak jelas. Umumnya, ini akan terjadi pada orang tua.

Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Karena inilah, selain akibat penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal.

Gejala pneumonia, biasanya seseorang akan mengalami batuk, pilek, demam, kurang lebih seminggu, Virusnya masuk dari saluran nafas. Kalau tidak diobati dengan baik, bisa berkembang jadi pesat. 

“Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Bayi 1 bulan, sudah bisa kena pneumonia” ujar dr. Madeleine Ramdhani

Jadi sebagai orang tua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak memang sakit. Ketika mengetahui ada ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, orang tua sudah harus gerak cepat membawanya ke dokter. Karena ini bisa menjadi gejala pneumonia.



3 Langkah Sedehana Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Lindungi Anak Kita Dari Pneumonia


Pneumonia pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pneumoniae. Bakteri ini bisa masuk ke paru-paru melalui hidung dan tenggorokan. Faktor resiko pneumonia apabila ada masalah pada otot dan persyarafan, lingkungan yang penuh asap karena rokok. 

Untuk mencegahnya, hal-hal itu harus ditanggulangi. Agar anak terhindar dari pneumonia, ada sejumlah langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh kita sebagai orang tua.



(dok.pri)


Melindungi (Protect)

Melindungi dengan menerapkan praktik kesehatan yang baik sejak lahir ;
  • Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama
       Kenapa harus ASI? 

       Karena ASI akan meningkatkan daya tahan tubuh                sehingga anak tak mudah terinfeksi.
  • Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat ) setelah usia 6 bulan)
  • Pemberian suplemen vitamin A


Mencegah (Prevent)

Mencegah anak menjadi sakit pneumonia ;
  • Pemberian vaksin pertusis, campak, HiB, PCV dan Rotavirus
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Ketersediaan air minun dan sanitasi
  • Menurunkan polusi dalam rumah

Mengobati (Treatment)

Mengobati anak yang sakit pneumonia dengan pengobatan yang tepat ;
  • Meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku dalam mengakses layanan kesehatan dan rujukan
  • Meningkatkan perbaikan manajemen kasus pada tingkat fasilitas kesehatan dan komunitas
  • Menyediakan oralit, zinc, antibiotik, dan oksigen
  • Melanjutkan pemberian makanan tambahan (termasuk pemberian ASI sampai usia 2 tahun)

Yayasan Sayangi Tunas Cilik #berpihakpadaanak


Salah satu yayasan yang peduli dengan pneumonia adalah Yayasan Sayangi Tunas Cilik, partner of Save the Children Indonesia.




Menurut Ketua Yayasan, Selina Patta Sumbung, yayasan yang digawanginya adalah organisasi yang #BerpihakPadaAnak

Semua anak punya hak untuk fokus, belajar dan dilindungi” tegas Selina. 

Salah satu gerakan yang dilakukan yayasan ini adalah melakukan sosialisasi intensif, yaitu dengan pemberian “Kelas Ayah” agar ayah bisa berperan dan tahu cara mensosialisasikan cuci tangan dgn benar.

Bukan peran seorang Ibu saja yang penting dalam urusan pneumonia ini, tapi peran serta dan dukungan seorang Ayah menjadi sangat penting dalam mencegah terjadinya pneumonia dan membangun kesehatan anak.


Continue reading 3 Langkah Sederhana Lindungi Anak Dari Pneumonia

Minggu, 16 Desember 2018

Drifting Away Hantarkan Latisa Naraswari Raih Penghargaan MURI


Latisa Shafa Naraswari raih penghargaan
 Perempuan Termuda Pengarang Buku Puisi dan Prosa
 dalam Bahasa Inggris


"Awalnya adalah dari keisengan aku menulis, ketika tulisanku ini dibaca oleh teman-teman dan mama, mereka mengatakan tulisanku bagus dan menarik. Dan mereka bilang kenapa tidak tulisanku ini dikemas kedalam sebuah buku”, ungkap Latisa Shafa yang usianya masih 15 tahun.


Setelah penantian yang panjang, selama hampir 3 bulan, serta berkat dukungan orang-orang terdekat akhirnya sungguh tak disangka Latisa Shafa Naraswari melalui karya kreatifnya Drifting Away meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Perempuan Termuda Pengarang Buku Puisi dan Prosa dalam Bahasa Inggris, pada Jum'at lalu (14 Desember 2018), bertempat di Mall of Indonesia, Jakarta Utara.

Pastilah anak muda pernah mengalami yang namanya galau, rasa galau tentang apapun itu, apalagi yang seumuran dengan Latisa Naraswari, dan rasa galau terbesarnya bersumber dari putus cinta yang pernah dialaminya.

Menulis di buku diary merupakan pelampiasan yang tepat bagi Latisa untuk mengungkapkan rasa galaunya melalui visual prosa dan puisi, yang dituangkannya kedalam sebuah karya apik Drifting Away.

Gadis yang lahir dan besar di Indonesia ini sekarang sedang mengenyam pendidikan design grafis dan art diperguruan tinggi Unisadhuguna International College (UIC). Tidak ada latar belakang tinggal di luar negeri. Namun dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.

Kemahirannya berbahasa Inggris sudah dimilikinya sejak masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama. Latisa pun menyukai dunia seni dengan kemampuan dalam bentuk tulisan juga memiliki bakat dalam musik dan menggambar sehingga pada akhirnya sukses meraih prestasi.


Latisa Shafa Naraswari dan Yusuf Ngadri


"Kita harus mengapresiasi sesuatu yang memang bakat ketika untuk usia belia dia seperti sekarang ini, dia juga mampu menuangkan pergumulannya dan apa yang dialami. Segala bentuk sastra kita juga harus mengapresiasi," ujar perwakilan MURI dengan Senior Manager MURI, bapak Yusuf Ngadri.

Saya bersama Sahabat TDB (taudariblogger.info) yang hadir diacara ini juga merasa bangga dan mengapresiasi dara cantik yang kreatif ini, dan bahwa orang Indonesia itu hebat dalam berkarya jadi kita pun  harus bisa mendukung dan mempublikasikan yang terbaik ke masyarakat luas.


Drifting Away Hadirkan Kumpulan 100 Karya Puisi Dan Prosa


Masalah percintaan pastilah menjadi hal yang sangat menarik bagi seorang Latisa untuk dijalaninya, sebagai anak muda zaman now yang baru mulai menginjak jenjang kedewasaan. Berharap cintanya bisa mendatangkan kebahagiaan tapi malah berbalik mengecewakannya. Rasa kesal dan kecewa tidak membuatnya terpuruk, Latisa malah menumpahkan perasaannya dengan curhat ke diary.




"Drifting Away telah membuka jalan bagi aku untuk membuktikan bahwa inilah sebuah sikap dan inilah hidup. Dengan membaca buku ini, maka kita akan tahu banyak persoalan manusia dari A sampai Z meski, tak semuanya terwakili dalam buku," papar Latisa.

Bahwa mencintai seseorang dengan hati yang tulus bukanlah sebuah kesalahan, mencintai apa adanya tanpa berharap lebih. 

Latisa ingin mengajak para pembaca untuk dapat belajar merelakan cinta, apabila cinta tersebut tidak dapat kita genggam. Serta mengajak pembaca untuk belajar melepas dengan ikhlas.

Dara cantik yang satu ini ingin karyanya bisa dibaca orang secara luas, tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri, kebetulan sekali Latisa sangat menguasai penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Cerita fiksi dalam karyanya merupakan gambaran dari imajinasi tentang segala sesuatu yang dilihat, dirasakan dan didengar yang merupakan kisah nyata dari pengalaman pribadinya. 

Drifting Away merangkaikan kumpulan cerita seputar masalah patah hati, Drifting Away juga bercerita tentang bullying, emosi, dan arti penting tentang mencintai diri sendiri. Namun, tidak hanya itu saja, masih banyak peristiwa universal yang dilihat dan rasakan dalam keseharian gadis yang memiliki Ibu asal suku Minangkabau , Sumatera Barat dan Ayah bersuku Sunda, Jawa Barat ini. 

Drifting Away diterbitkan menggunakan bahasa Inggris, yang tata hurufnya disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai ombak, yang seolah memvisualkan perasaan melayang naik turun bagaikan alunan ombak dan gelombang air laut.

Yang lebih menariknya lagi adalah Drifting Away dilengkapi dengan karya ilustrasi yang didesain sendiri oleh Latisa, ilustrasi ini seirama dengan makna puisinya. 

Kumpulan 100 karya puisi dan prosa ini yang terdiri dari 50% fiksi dan 50% dari kisah nyata pribadi Latisa Shafa Naraswari. Dan buku ini telah melewati dua kali cetak, dengan total 4.000 buku yang diterbitkan oleh Coconut Book yang dibuat dalam bentuk cetak fisik dan versi digital.

“Dan buku ini sangat bagus juga edukatif. Masyarakat patut bangga dengan adanya karya buku yang di buat oleh ananda Latisa. Saya rasa tidak ada alasan apapun bagi kami MURI untuk tidak memberikan penghargaan rekor bagi dirinya,” ungkap Yusuf Ngadri.


Rasa bangga dan sedikit tak percaya pun ternyata dirasakan oleh ibunda Latisa

"Saat dengar buku karya anak saya masuk dalam daftar perolehan penghargaan rekor dari MURI, saya sempat kaget, nggak percaya aja. Karena memang saya nggak sempat berpikir tentang award, apalagi sekelas MURI. Yang terpenting adalah buku ini memberi manfaat besar bagi banyak orang. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu Latisa selama ini," ujar ibunda Latisa Naraswari, Ambiary, terharu dan hampir meneteskan air mata.
Continue reading Drifting Away Hantarkan Latisa Naraswari Raih Penghargaan MURI